Bank Dunia memberikan pujian kepada ASEAN yang dinilai sangat berhasil untuk mengentaskan kemiskinan, bahkan hal tersebut terus terjadi sejak masa pandemi COVID-19 di mana negara lain tengah kesulitan.
Presiden World Bank, Ajay Banga menyampaikan bahwa dalam mengatasi kemiskinan dalam 30 hingga 40 tahun terakhir memang sangat mengesankan.
Terdapat penciptaan lapangan kerja baru yang menjadi upaya pemberantasan kemiskinan.
Namun ternyata jumlah kemiskinan tersebut sempat meningkat kembali pada masa pandemi COVID-19 karena memang beragam sektor dengan lapangan kerja yang besar banyak terpaksa terhenti sehingga menimbulkan PHK.
Akan tetapi, hal tersebut sangat berbeda di ASEAN, lantaran berhasil keluar dari kondisi itu di tengah negara lain dunia masih sulit.
“Tetapi ASEAN merupakan pengecualian, yang telah berhasil keluar dari kondisi ini, namun banyak negara di dunia yang mengalami peningkatan angka kemiskinan,” tutur Banga.
Sebagaimana disebutkan dalam laman resmi ASEAN dalam dua dekade terakhir ini, seluruh negara kawasan mampu mengalami penurunan kesmikinan yang sangat stabil.
Data menunjukkan bahwa angka kemiskinan sebanyak 47 persen pada tahun 1990 dan terus berkurang hingga menjadi 15 persen saja pada tahun 2015.
Beberapa cara yang dilakukan, yakni ASEAN mendorong adanya pendekatan multi-sektoral dan terpadu untuk mengentaskan kemiskinan tersebut dan juga sekaligus mewujudkan Visi Komunitas ASEAN 2025 dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Penelitian aksi, inisiatif peningkatan kapasitas dan platform untuk pengetahuan dan pertukaran telah dibentuk untuk memfasilitasi dialog di antara berbagai pemangku kepentingan untuk mengentaskan kemiskinan dan mendorong pembangunan pedesaan.
Presiden Bank Dunia itu juga sempat menyinggung bagaimana beberapa persoalan lain yang harus menjadi fokus bersama untuk diselesaikan seperti adanya perubahan iklim dan kerawanan pangan.
Tentunya permasalahan tersebut menjadi visi dan misi dari Bank Dunia untuk bisa mengatasinya.
Masih berkaitan dengan pelaksanaan KTT ASEAN ke-43 di Jakarta, pada Rabu (6/9) malam juga diselenggarakan acara gala dinner bersama dengan para petinggi delegasi negara sahabat di Hutan Kota Gelora Bung Karno.
Mengenai hal tersebut, Chef Arnold menyampaikan bahwa menu yang disiapkan untuk para kepala negara dipastikan akan mewah dan nikmat.
"Request-nya adalah yang pasti makanan harus mewah, megah, nikmat, enak," imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Chef Gedan Septoadji menyatakan bahwa para chef memang menyajikan masakan khas Indonesia.
Bahkan, dirinya menilai bahwa masakan Indonesia pun sudah sangat layak untuk bisa go internasional.
"Karena kita ingin menunjukkan masakan Indonesia dan masakan Indonesia jaman sekarang sudah bisa go international, dari segi penampilan, jelas dari rasanya tetep rasa autentik," katanya.