Pembangunan jalan di wilayah yang berbatasan langsung dengan negara tetangga menjadi fokus pemerintah Indonesia saat ini. Untuk itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melanjutkan pembangunan jalan perbatasan di beberapa wilayah, salah satunya Pembangunan Jalan Perbatasan Papua sepanjang 1.098,33 km yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa jaringan jalan perbatasan merupakan infrastruktur yang bernilai strategis bagi NKRI.
"Jaringan jalan perbatasan ini merupakan infrastruktur yang bernilai strategis bagi NKRI dengan fungsi sebagai pertahanan dan keamanan negara dan mendukung pusat pertumbuhan ekonomi baru di kawasan perbatasan,” katanya dalam keterangan pers yang diterima, Minggu (2/4/2023).
Basuki menjelaskan bahwa tantangan dalam pembangunan jalan perbatasan di Papua adalah gangguan keamanan, kondisi alam yang masih berupa hutan, pegunungan, serta cuaca. Di samping itu, keterbatasan material konstruksi serta akses ke lokasi juga sulit dicapai, sehingga logistik dan tenaga kerja sulit didapat.
“Pekerjaan ini dilakukan secara bertahap mengingat medan yang dilalui sangat berat karena harus melintasi pegunungan terjal, menembus hutan yang sangat sulit untuk para pekerja konstruksi dan mobilisasi alat kerja,” jelasnya.
Sebagai informasi, Kementerian PUPR menargetkan 3.707 km pembangunan jalan perbatasan di seluruh Indonesia di tahun 2023. Pembangunan jalan tersebut tersebar di beberapa wilayah, seperti Kalimantan, Nusa Tenggara Timur, dan Papua dapat selesai hingga akhir tahun 2024.
Adapun target kondisi konstruksi jalan perbatasan yaitu perkerasan aspal sepanjang 1.717,66 km, agregat 434,97 km, tanah 1.000,11 km km, serta kemungkinan menyisakan 198,84 km berupa hutan.
Tiga Segmen Pembangunan
Direktur Jenderal Bina Marga Hedy Rahadian memaparkan bahwa pembangunan Jalan Perbatasan Papua terbagi menjadi 3 segmen. Segmen 1 Jayapura – Arso – Waris – Yeti dengan panjang 127,56 km, Segmen 2 Yeti – Ubrub – Oksibil sepanjang 302,36 km, dan Segmen 3 Oksibil – Tanah Merah – Muting – Merauke sepanjang 668,41 km.
"Saat ini, progres fisik pembangunan Segmen 1 Jayapura - Arso - Waris - Yeti telah mencapai 100 persen. Sementara, Segmen 2 Yeti - Ubrub - Oksibil telah mencapai 49,10 persen. Untuk Segmen 3 Oksibil - Tanah Merah - Muting - Merauke telah mencapai 87.02 persen. Sehingga total jalan perbatasan di Papua yang sudah terbangun sepanjang 944.44 km," paparnya.
Dengan anggaran Rp1,283 Triliun, pembangunan jalan perbatasan Papua pada Segmen 1-3 dari periode tahun 2015 - 2022 ditargetkan selesai secara bertahap pada akhir tahun 2024. Dengan rincian hutan sepanjang 146,79 km, jalan tanah sepanjang 181,86 km, dan jalan aspal sepanjang 769,68 km.
"Selain memperkuat teritorial perbatasan antar negara, Pembangunan Jalan Perbatasan Papua ini bertujuan untuk membuka keterisolasian dan memperlancar konektivitas pusat ekonomi wilayah sehingga memudahkan transportasi barang dan manusia yang akan berdampak pada penurunan harga barang dan jasa di Papua," ungkap Hedy.