Seluruh masyarakat Indonesia perlu mengutuk aksi brutal yang telah dilakukan oleh KST Papua, yakni dengan melakukan pengrusakan fasilitas pendidikan seperti sekolah dan juga melakukan penyerangan di rumah ibadah, yakni gereja. Hal-hal kejam yang telah dilakukan itu justru akan menghambat pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah di Papua.
Kelompok Separatis dan Teroris (KST) di Papua terus saja melakukan berbagai tindakan brutal dan keji yang menyerang hingga menyebabkan ancaman keamanan bagi masyarakat sipil, bahkan tidak jarang, akibat aksi-aksi yang mereka lakukan tersebut bisa menimbulkan korban jiwa. Jelas saja bahwa segala bentuk kekejaman yang telah dilakukan oleh KST Papua merupakan hal yang sama sekali tidak bisa ditolerir lagi.
Terkait hal tersebut, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), Bambang Soesatyo, dengan tegas langsung mengutuk keras aksi-aksi yang dilakukan oleh kelompok separatis dan teroris tersebut. Selain itu, dirinya juga menyatakan bahwa proses penegakan hukum yang benar-benar tegas dan adil harus sesegera mungkin dilakukan oleh pihak Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dengan cara melakukan penangkapan kepada seluruh pelaku yang memang telah berbuat kejahatan.
Ketua MPR RI tersebut juga berpesan kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk bisa lebih melakukan peningkatan sinergitas dengan Polri agar seluruh kondisi mengenai keamanan dan kedamaian yang ada di Bumi Cenderawasih sama sekali tidak lagi terganggu akibat banyak tindakan brutal yang telah dilakukan oleh pihak KST Papua.
Bambang Seosatyo kemudian mengaku bahwa sama sekali sudah tidak boleh ada lagi toleransi meski sekecil apapun kepada KST Papua. Bahkan, apabila memang diperlukan, maka negara tidak akan segan-segan lagi untuk langsung menurunkan semua personel terbaiknya mulai dari Brimob Polri, Gultor Kopassus, Raiders, Bravo hingga Denjaka demi bisa langsung menumpas habis para kelompok separatis dan teroris di Papua hingga ke akarnya.
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Bamsoet tersebut juga menjelaskan bahwa sejauh ini memang sudah terlalu banyak keresahan yang terus daja dilakukan oleh pihak KST Papua. Bahkan untuk korbannya sendiri juga terus saja bertambah, mulai dari para masyarakat biasa, TNI-Polri bahkan hingga menyasar kepada tempat ibadah, sekolah dan juga tenaga kesehatan.
Kemudian, pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menerangkan bahwa sejatinya, inisiatif pemerintah untuk bisa mereformulasikan kembali pendekatan dan juga paradigma baru dalam penyelesaian persoalan Papua memang terus digalakkan. Namun, menurutnya akan sangat sulit untuk melakukan pembangunan di Bumi Cenderawasih apabila intensitas dan eskalasi aksi kekerasan sama sekali tidak kunjung usai. Untuk itu, menurutnya negara melalui TNI dan Polri harus benar-benar memastikan bahwa hak semua rakyat Papua untuk bisa menikmati hasil pembangunan yang telah digalakkan pemerintah bisa mereka dapatkan tanpa harus terganggu dengan adanya aksi KST Papua.
Bagaimana tidak, pasalnya aksi kekerasan masih terus saja dilakukan oleh kelompok separatis dan teroris tersebut. Baru-baru ini, tepatnya pada hari Senin 9 Januari 2023 kemarin, KST Papua kembali melakukan aksi tindakan yang sangat tidak terpuji dengan melakukan pembakaran Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang Papua.
Diketahui bahwa pembakaran sekolah itu dilakukan sekitar pukul 10:30 WIT, yang mana mengakibatkan satu ruang guru dan satu ruang kelas terbakar. Terkait hal ini, Komandan Korem (Danrem) 172/PWY Brigjen TNI, JO Sembiring menyatakan bahwa pembakaran SMK di Oksibil yang dilakukan oleh KST Papua merupakan sebuah tindakan yang dilakukan oleh teroris dengan tujuan membuat lost generation, yang mana akan menghambat generasi muda Papua untuk terus maju.
Menurutnya, semua anak muda Papua yang merupakan seorang generasi penerus bangsa memang sejatinya harus mendapatkan pendidikan dan kesempatan yang sama. Maka dari itu, Danrem tersebut mengimbau kepada semua masyarakat untuk lebih berperan aktif dan meningkatkan partisipasi mereka.
Dirinya mengimbau kepada para tokoh adat dan tokoh agama untuk bisa menyerukan kepada KST Papua yang merusak dan membakar fasilitas pendidikan hingga fasilitas umum lain segera berhenti melakukan aksinya karena justru akan menghambat pembangunan yang ada di Bumi Cenderawasih sendiri.
Bukan hanya sampai di sana, namun kejahatan dan kekejian yang dilakukan oleh kelompok separatis dan teroris tersebut juga beberapa waktu lalu dilakukannya di rumah ibadah, yakni gereja. Mereka melakukan penembakan kepada personel TNI yang sedang melaksanakan pengamanan di Gereja Golgota, Distrik Gome, Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua Pegunungan.
Akibat kejadian tersebut, Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Kav Herman Taryaman menyebutkan bahwa terdapat satu personel TNI yang mengalami luka tembak pada paha kanannya. Kemudian, pasca penyerangan dan penembakan yang telah dilakukan oleh KST Papua itu kepada pihak aparat keamanan situasi dan kondisi yang ada di Distrik Gome kini kembali kondusif lantaran telah dilakukan pengamanan.
Pengrusakan fasilitas pendidikan berupa sekolah, yakni di SMKN 1 Oksibil hingga penyerangan yang dilakukan oleh para KST Papua kepada aparat keamanan di rumah ibadah, yakni di gereja Distrik Gome merupakan hal-hal yang memang harus dikutuk keras oleh semua masyarakat Indonesia. Hal tersebut dikarenakan justru akan semakin merusak dan mengganggu pembangunan di Tanah Papua sendiri.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Jakarta