Media Barat Sorot RI Sebagai Tuan Rumah G20, Ada Apa?

 


Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia sebagai presidensi di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 disorot media Barat. Salah satunya media asal Amerika Serikat (AS), Politicio.


Indonesia selaku tuan rumah dan pemimpin G20 dilaporkan telah melakukan lobi terhadap kekuatan Barat. Media itu menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meminta negara-negara tersebut untuk menunjukkan fleksibilitas dan tidak menggunakan tekanan yang keras terhadap Moskow.



"Menurut para diplomat ini, para pejabat AS, Eropa, Australia, Kanada, dan Jepang termasuk di antara mereka yang mendapat tekanan ... untuk menunjukkan fleksibilitas dan mempertimbangkan untuk menggunakan retorika yang tidak terlalu keras agar Moskow- terwakili di KTT Bali oleh Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov- untuk mengatakan ya pada komunike di akhir pertemuan," tambah media itu lagi.


"Jokowi menganggapnya sebagai keberhasilan pribadi jika deklarasi G20 dapat dicapai. Ia juga berulang kali mengatakan saat ini Indonesia memimpin G20 paling sulit yang pernah ada. Ia juga berusaha menghindari pengusiran Rusia dan menjadikannya G19, yang dilakukan G8 setelah aneksasi Moskow atas Krimea Ukraina pada 2014," tulis media tersebut.


Sejauh ini, kekuatan non Barat seperti China, Arab Saudi, India, dan Brasil, memutuskan untuk tidak ikut mengkritik langkah perang negara pimpinan Presiden Vladimir Putin itu. Presiden China Xi Jinping sejauh ini hanya berusaha menunjukkan ketidaksetujuan terhadap ancaman penggunaan senjata nuklir.


Perlu diketahui, RI sendiri memiliki prinsip "bebas aktif" dalam politik luar negeri. Ini merujuk ke bebas menentukan sikap dan kebijaksanaan terhadap permasalahan internasional dan tidak mengikatkan diri secara a priori pada satu kekuatan dunia serta secara aktif.


Dalam pernyataan ke CNBC Indonesia, pendiri Synergy Policies Dinna Prapto Raharja, mengatakan Indonesia sudah melakukan banyak untuk proses menuju perdamaian Rusia Ukraina. "Apa yang sudah diupayakan Indonesia adalah kontribusi pada proses menuju perdamaian, mungkin saat ini terlihat minim tapi kita harapkan karena Indonesia tidak berhenti peduli maka hasilnya akan terasa juga di tahun-tahun mendatang," katanya.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama